Laporan Diet Sirosis Hati

08.40 0 Comments A+ a-

Laporan Praktikum ke 4                                                          Selasa, 12 April 2009
Dietetik Penyakit Degeneratif dan Gizi Lebih




DIET SIROSIS HATI
 (Menu Makan Siang/Makan Malam)


Oleh:

Sartika F.T Panggabean (Kel B)        J3F107048




Penanggung Jawab :
dr. Vera Uripi, S.Ked











PROGRAM KEAHLIAN MANAJEMEN INDUSTRI JASA MAKANAN DAN GIZI
DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
I. PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Di negara maju, sirosis hati merupakan penyebab kematian terbesar ketifa pada pasien yang berusia 45 – 46 tahun (setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker). Diseluruh dunia sirosis menempati urutan ke tujuh penyebab kematian. Sekitar 25.000 orang meninggal setiap tahun akibat penyakit ini. Sirosis hati merupakan penyakit hati yang sering ditemukan dalam ruang perawatan Bagian Penyakit Dalam. Perawatan di Rumah Sakit sebagian besar kasus terutama ditujukan untuk mengatasi berbagai penyakit yang ditimbulkan seperti perdarahan saluran cerna bagian atas, koma peptikum, hepatorenal sindrom, dan asites, Spontaneous bacterial peritonitis serta Hepatosellular carsinoma.
Hubungan hati terhadap darah adalah unik. Tidak seperti kebanyakan organ-organ tubuh, hanya sejumlah kecil darah disediakan pada hati oleh arteri-arteri. Kebanyakan dari penyediaan darah hati datang dari vena-vena usus ketika darah kembali ke jantung. Vena utama yang megembalikan darah dari usus disebut vena portal (portal vein). Ketika vena portal melewati hati, ia terpecah kedalam vena-vena yang meningkat bertambah kecil. Vena-vena yang paling kecil (disebut sinusoid-sinusoid karena struktur mereka yang unik) ada dalam kontak yang dekat dengan sel-sel hati. Faktanya, sel-sel hati berbaris sepanjang sinusoid-sinusoid. Hubungan yang dekat ini antara sel-sel hati dan darah dari vena portal mengizinkan sel-sel hati untuk mengeluarkan dan menambah unsur-unsur pada darah. Sekali darah telah melewati sinusoid-sinusoid, ia dikumpulkan dalam vena-vena yang meningkat bertambah besar yang ahirnya membentuk suatu vena tunggal, vena hepatik (hepatic veins) yang mengembalikan darah ke jantung.
Gejala klinis dari sirosis hati sangat bervariasi, mulai dari tanpa gejala sampai dengan gejala yang sangat jelas. Apabila diperhatikan, laporan di Negara maju, maka kasus Sirosis hati yang datang berobat ke dokter hanya kira-kira 30% dari seluruh populasi penyakit in, dan lebih kurang 30% lainnya ditemukan secara kebetulan ketika berobat untuk penyakit lain, sisanya ditemukan saat atopsi.
Cara untuk mencegah terjadinya sirosis bukanlah dengan mengonsumsi kopi dalam jumlah yang banyak, namun dapat dilakukan dengan mengurangi konsumsi alkohol. Studi lainnya pernah menyatakan bahwa peminum alkohol yang berat ternyata memiliki hasil tes gula darah yang lebih sehat dan pengaruh kopi dalam mengurangi kadar enzim-enzim hati dalam darah juga lebih terlihat.

1.2    Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari pembuatan laporan ini adalah untuk mempelajari diet pada penderita sirosis hati.
1.2.2 Tujuan Khusus
            Adapun tujuan khususnya antara lain adalah:
1.            Mahasiswa Mempelajari kasus pada penderita sirosis hati.
2.            Mahasiswa mampu menghitung kebutuhan energi, protein pada penderita sirosis hati.
3.            Mahasiswa mampu membuat perencanaan menu hingga ’Man Value’ penderita dekompensasi sirosis hati.
4.            Mahasiswa mampu menghitung nilai kandungan gizi menu diet penderita sirosis hati yang telah dipraktekan dengan menggunakan DKBM.
5.            Mahasiswa mampu mengevaluasi menu diet penderita sirosis hati yang telah dipraktekkan
















II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Defenisi Sirosis
            Sirosis adalah suatu komplikasi dari banyak penyakit-penyakit hati yang dikarakteristikan olah struktur dan fungsi hati yang abnormal. Penyakit yang menjurus pada sirosis melakukan begitu karena mereka melukai dan membunuh sel-sel hati, dan peradangan dan perbaikan yang berkaitan dengan sel-sel hati yang mati menyebabkan terbentuknya jaringan parut. Sel-sel hati yang tidak mati melipatgandakan/membiak dalam suatu usaha untuk menggantikan sel-sel yang telah mati. Ini berakibat pada sekelompok-sekelompok sel-sel hati yang baru terbentuk (regenerative nodules) dalam jaringan parut (Suwarno, Hadi. 2009).
Istilah Sirosis hati diberikan oleh Laence tahun 1819, yang berasal dari kata Khirros yang berarti kuning orange (orange yellow), karena perubahan warna pada nodulnodul yang terbentuk. Pengertian sirosis hati dapat dikatakan sebagai berikut yaitu suatu keadaan disorganisassi yang difuse dari struktur hati yang normal akibat nodul regeneratif yang dikelilingi jaringan mengalami fibrosis.
Ada banyak penyebab-penyebab sirosis; mereka termasuk kimia-kimia (seperti alkohol, lemak, dan obat-obat tertentu), virus-virus, logam-logam beracun (seperti besi dan tembaga yang berakumulasi dalam hati sebagai suatu akibat dari penyakit-penyakit genetik), dan penyakit autoimun hati dimana sistim imun tubuh menyerang hati.

2.2 Etiologi Sirosis Hati
Penyebab sirosis hati beragam. Selain disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B ataupun C, juga dapat diakibatkan oleh konsumsi alkohol yang berlebihan, berbagai macam penyakit metabolik, adanya gangguan imunologis , dan sebagainya. Di Indonesia, sirosis hati lebih sering dijumpai pada laki-laki daripada perempuan. Penyebab sirosis hati biasanya tidak dapat diketahui hanya berdasarkan pada klasifikasi morfologis hati yang mengalami sirosis. Dua penyebab yang sampai saat sekarang masih dianggap paling sering menyebabkan sirosis ialah hepatitis virus dan alkoholisme.

2.3 Patofisiologi Sirosis Hati
            Hal yang sama ditemukan pada SHR adalah vasokonstriksi ginjal yang
reversible dan hipotensi sistemik. Keberadaan vasokonstriksi ginjal yang nyata pada penderita SHR telah ditunjukkan dengan beberapa metode eksplorasi termasuk arteriografi ginjal, klirens para aminohipuric acid dan yang terbaru ultrasonografi Doppler. Pemakaian beberapa teknik ini mendapatkan beberapa perubahan dalam perfusi ginjal yang berkesinambungan pada penderita sirosis dengan ascites, dan SHR adalah akhir dari spectrum ini 2,3,7. Penyebab utama dari vasokonstriksi ginjal ini belum diketahui secara pasti, tapi kemungkinan melibatkan banyak factor antara lain perubahan system hemodinamik, meningginya tekanan vena porta, peningkatan vasokonstriktor dan penurunan vasodilator yang berperan dalam sirkulasi di ginjal (Sutadi, Sri Suryani, 2009).
Keluhan yang timbul umumnya tergantung apakah sirosisnya masih dini atau sudah fase dekompensasi. Selain itu apakah timbul kegagalan fungsi hati akibat proses hepatitis kronik aktif atau telah terjadi hipertensi portal. Bila masih dalam fase kompensasi sempurna maka sirosis kadangkala ditemukan pada waktu orang melakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh (general check-up) karena memang tidak ada keluhan sama sekali. Namun, bisa juga timbul keluhan yang tidak khas seperti merasa badan tidak sehat, kurang semangat untuk bekerja, rasa kembung, mual, mencret kadang sembelit, tidak selera makan, berat badan menurun, otot-otot melemah, dan rasa cepat lelah. Banyak atau sedikitnya keluhan yang timbul tergantung dari luasnya kerusakan parenkim hati. Bila timbul ikterus maka berhenti sedang  terjadi kerusakan sel hati. Namun, jika sudah masuk ke dalam fase dekompensasi maka gejala yang timbul bertambah dengan gejala dari kegagalan fungsi hati dan adanya hipertensi portal.
Kegagalan fungsi hati menimbulkan keluhan seperti rasa lemah, turunya barat badan, kembung, dan mual. Kulit tubuh di bagian  atas, muka, dan lengan atas akan bisa timbul bercak mirip laba-laba (*spider nevi). Telapak tangan bewarna merah (eritema palmaris), perut membuncit akibat penimbunan cairan secara abnormal di rongga perut (asites), rambut ketiak dan kemaluan yang jarang atau berkurang, buah zakar mengecil (atrofi testis), dan pembesaran payudara pada laki-laki. Bisa pula timbul hipoalbuminemia, pembengkakan pada tungkai bawah sekitar tulang (edema pretibial), dan gangguan pembekuan darah yang bermanifestasi sebagai peradangan gusi, mimisan, atau gangguan siklus haid. Kegagalan hati pada sirosis hati fase lanjut dapat menyebabkan gangguan kesadaran akibat encephalopathy hepatic atau koma hepatik.
Tekanan portal yang normal antara 5-10 mmHg. Pada hipertensi portal terjadi kenaikan tekanan dalam sistem portal yang lebih dari 15 mmHg dan bersifat menetap. Keadaan ini akan menyebabkan limpa membesar (splenomegali), pelebaran pembuluh darah kulit pada dinding perut disekitar pusar (caput medusae), pada dinding perut yang menandakan sudah terbentuknya sistem kolateral, wasir (hemoroid), dan penekanan pembuluh darah vena esofagus atau cardia (varices esofagus) yang dapat menimbulkan muntah darah (hematemesis), atau berak darah (melena). Kalau pendarahan yang keluar sangat banyak maka penderita bisa timbul syok (renjatan). Bila penyakit akan timbul asites, encephalopathy, dan perubahan ke arah kanker hati primer (hepatoma).
Diagnosa yang pasti ditegaskan secara mikroskopis dengan melakukan biopsi hati. Dengan pemeriksaan histipatologi dari sediaan jaringan hati dapat ditentukan keparahan dan kronisitas dari peradangan hatinya, mengetahui penyebab dari penyakit hati kronis, dan mendiagnosis apakah penyakitnya suatu keganasan ataukah hanya penyakit sistemik yang disertai pembesaran hati.
           
2.4 Gambaran Klinis
            Mekanisme klinis penderita SHR ditandai dengan kombinasi antara gagal ginjal, gangguan sirkulasi dan gagal hati. Gagal ginjal dapat timbul secara perlahan atau progresif dan biasanya diikuti dengan retensi natrium dan air yang menimbulkan ascites, edema dan dilutional hyponatremia, yang ditandai oleh ekresi natrium urin yang rendah dan pengurangan kemampuan buang air (oliguri –anuria ). Gangguan sirkulasi sistemik yang berat ditandai dengan tekanan arteri yang rendah, peningkatan cardiac output, dan penurunan total tahanan pembuluh darah sistemik (Sutadi, Sri Suryani, 2009).

2.5  Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboraturium pada sirosis hati meliputi hal-hal berikut, kadar Hb yang rendah (anemia), jumlah sel darah putih menurun (leukopenia), dan trombositopenia, kenaikan SGOT, SGPT dan gamma GT akibat kebocoran dari sel-sel yang rusak. Namun, tidak meningkat pada sirosis inaktif, kadar albumin rendah. Terjadi bila kemampuan sel hati menurun. Kadar kolinesterase (CHE) yang menurun kalau terjadi kerusakan sel hati, masa protrombin yang memanjang menandakan penurunan fungsi hati pada sirosis fase lanjut, glukosa darah yang tinggi menandakan ketidakmampuan sel hati membentuk glikogen. Pemeriksaan marker serologi petanda virus untuk menentukan penyebab sirosis hati seperti HBsAg, HBeAg, HBV-DNA, HCV-RNA, dan sebagainya. Pemeriksaan alfa feto protein (AFP). Bila ininya terus meninggi atau >500-1.000 berarti telah terjadi transformasi ke arah keganasan yaitu terjadinya kanker hati primer (hepatoma).
Pemeriksaan penunjang lainnya yang dapat dilakukan antara lain ultrasonografi (USG), pemeriksaan radiologi dengan menelan bubur barium untuk melihat varises esofagus, pemeriksaan esofagoskopi untuk melihat besar dan panjang varises serta sumber pendarahan, pemeriksaan sidikan hati dengan penyuntikan zat kontras, CT scan, angografi, dan endoscopic retrograde chlangiopancreatography (ERCP).
Pengobatan tergantung dari derajat kegagalan hati dan hipertensi portal. Bila hati masih dapat mengkompensasi kerusakan yang terjadi maka penderita dianjurkan untuk mengontrol penyakitnya secara teratur, istirahat yang cukup, dan melakukan diet sehari-hari yang tinggi kalori dan protein disertai lemak secukupnya.

2.6  Tujuan dan Syarat Diet Sirosis Hati
Tujuan dari diet sirosis hati adalah untuk mencapai dan mempertahankan status gizi normal tanpa memberatkan fungsi hati serta membantu menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.
Syarat diet sirosis hati adalah :
· Energi tinggi untuk mencegah pemecahan protein.
· Lemak cukup, yaitu 20-25 % dari kebutuhan energi total, dalam bentuk yang mudah dicerna atau dalam bentuk emulsi.
· Protein agak tinggi, agar terjadi anabolisme protein.
· Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan tingkat defisiensi,
· Natrium diberikan rendah, tergantung tingkat edema dan asites.
· Cairan diberikan lebih dari biasa, kecuali bila ada konraindikasi.
· Bentuk makanan lunak, atau sesuai kemampuan saluran cerna.

2.7  Bahan Makanan yang Tidak Dianjurkan
Bahan makanan yang tidak dianjurkan adalah berasal dari sumber lemak, yaitu semua makanan dan daging yang banyak mengandung lemak dan santan serta bahan makanan yang menimbulkan gas, seperti ubi, kacang merah, kol, sawi, lobak, ketimun, durian dan nangka.
III.  HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Kasus
Pak pria, berusia 65 tahun, memiliki tinggi badan 160 cm, serta berat badan 42 kg, FA=1,3 dan FS=1,5.

3.2  Perhitungan Kasus
§ IMT = BB/TB (M) = 42/2,56 = 16,4 (underweight)
§ BBI = (160-100) - 10% (160-100) = 54kg
§ BBR = 42/(160-100) - 10% (160-100) X 100% = 78%(underweight)
§ AMB = 66 + (13,7x54) + (5x160) - (6,8x65)
           = 66+ 739,8 + 800 – 442
           = 1164 Kal
§ TDE = 1164 x 1,3  x 1,5
           = 2270 kal
§ Kebut protein = 1,25 x 54 = 67,5 g
§ Kebut lemak = 20/100 x 2270 =454/9 = 50,4 gram   
  
3.3 Pembagian Frekuensi Makan Sehari
·           Makan pagi 20 %             = 20%  X 2270Kal       = 454 Kal
·           Selingan 10 %                  = 10%  X 2270Kal       = 227Kal  
·           Makan Siang 30 %          = 30%  X 2270Kal       = 681 Kal
·           Selingan 10 %                  = 10%  X 2270Kal       = 227 Kal
·           Makan Malam 30 %        = 30%  X 2270Kal       = 5681 Kal

3.4 Perencanaan Menu
Agar mendapatkan asupan gizi yang cukup maupun seimbang diperlukan suatu perencanaan berupa kerangka menu. Kerangka menu dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Kerangka Menu (dihitung pakai DBMP-dihitung untuk satu hari)
Waktu Makan
Kerangka Menu
Menu
Bahan
SP
g
E
P
L
KH
Makan Pagi 20%=454 Kal
Tabel 2. (Lanjutan)
 

M.Pokok
Bubur Nasi
Beras
1 ¼
94
219
5
-
50
Lauk Hewani
Semur Bola-bola Daging
Daging Sapi
1 ½
53
113
10,5
7,5
-
Gula
½
5
25
-
-
6
Sayuran
Kari Buncis dan Wortel
Buncis
1
100
25
1
-
5
Wortel
½
50
13
0,5
-
2,5
Susu
½  
10
38
3,5
-
5
JUMLAH
433
20,5
7,5
68,5
Selingan
10%=227 Kal
Snack Manis
Bubur Sumsum
Tep Beras
1
50
175
4
-
40
Gula
¼
3
17
-
-
4
Susu Skim
¼  
5
19
1,8
-
2,5
Minuman
Teh Manis
Gula
½
5
25
-
-
6
JUMLAH
236
5,8
-
52,5
Makan Siang
30%=681 Kal
M.Pokok
Nasi Putih
Beras
2
100
350
8
-
80
Lauk Hewani
Gadon Daging
Daging Giling
1 ¾   
61
131
12,3
8,8
-
Lauk Nabati
Pepes Oncom
Oncom
¾
30
56
3,8
2,3
5,3
Sayuran
Sayur Labu Siam
Labu Siam
1
100
25
1
-
5
Buah
Pisang
Pisang
2
100
100
-
-
24
JUMLAH
675
26
11,6
115,3
Selingan
10%=227 Kal
Snack Manis
Bubur Sumsum
Tep Beras
1
50
175
4
-
40
Gula
¼
3
17
-
-
4
Susu Skim
¼ 
5
19
1,8
-
2,5
Minuman
Teh Manis
Gula
½
5
25
-
-
6
JUMLAH
236
5,8
-
52,5
Makan Malam
30%=681 Kal
M.Pokok
Nasi Putih
Beras
2
100
350
8
-
80
Lauk Hewani
Gadon Daging
Daging Giling
1 ¾   
61
131
12,3
8,8
-
Lauk Nabati
Pepes Oncom
Oncom
¾
30
56
3,8
2,3
5,3
Sayuran
Sayur Labu
Tabel 2. (Lanjutan)
 
Siam
Labu Siam
1
100
25
1
-
5
Buah
Pisang
Pisang
2
100
100
-
-
24
JUMLAH
675
26
11,6
115,3
TOTAL
2255
84,1
30,7
404,1

Berdasarkan Tabel 2, perencanaan menu terdiri dari 5 kali waktu makan. Masing-masing waktu makan memiliki kerangka menu:makan pagi ada makanan pokok, lauk hewani, dan sayuran; selingan pagi ada snack manis dan minuman ; makan siang ada makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati,sayur, dan buah; selingan sore ada snack manis dan teh manis; makan malam ada makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayur, dan buah. Total perencanaan menu sehari energi adalah 2270 Kalori, protein 84,1 gram, lemak 30,7 gram, dan karbohidrat 404,1 gram. Setelah membuat kerangka menu maka harus dibuat ’Man Value’ dalam waktu satu hari. Tabel ’Man Value’ dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Main Value
Nama Bahan
Ukr
·                     Beras
·                     Daging Giling
·                     Putih Telur
·                     Wortel
·                     Buncis
·                     Tep.Beras
·                     Gula
·                     Susu Skim
·                     Oncom
·                     Labu Siam
·                     Pisang
294 g
175 g
20 g
90 g
100 g
100 g
21 g
20 g
60 g
200 g
200 g
Berdasarkan Tabel 3, kebutuhan bahan dalam satu hari dapat dilihat. Baik dari golongan serealia, golongan daging, unggas, dan ikan, golongan kacang-kacangan, golongan sayuran, golongan buah, golongan minyak, dan golongan serba-serbi. Keseluruhan golongan tersebut hanya dapat disimbolkan dari keseluruhan nama bahan yang terdapat pada tabel.

3.5   Faktor Mentah Masak dan Penyerapan Minyak

Setelah dimasak maka akan diperoleh berat matang. Rumus perhitungan faktor mentah masak dan penyerapan minyak adalah sebagai berikut:
·         FM  =  BMm  (dalam BDD)
      Bmo
·         M  =  Minyak yang terserap  x  100%
     BMm (dalam BDD)
·         Mt  =  M  x  BMm (dalam BDD)
   100
Berat mentah masak dan penyerapan minyak dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Faktor Mentah Masak dan Penyerapan Minyak
Waktu makan
Hidangan
Bahan
Berat
FM
M
Mt
Mentah
Masak
Makan Pagi
Bubur Nasi
Beras
94
188
2,0
-
-
Semur Bola-bola Daging
Daging Giling
53
53
1
-
-
Kari Buncis dan Wortel
Buncis
150
150
1
-
-
Wortel
Selingan
Bubur Sumsum
Tep.Beras
50
50
1
-
-
Makan Siang
Nasi Putih
Beras
100
200
2
-
-
Gadon Daging
Daging Giling
61
61
1
-
-
Pepes Oncom
Oncom
30
30
1
-
-
Sayur Labu Siam
Labu Siam
100
100
1
-
-
Buah
Pisang
200
200
1
-
-
Selingan
Bubur Sumsum
Tep.Beras
50
50
1
-
-
Makan Malam
Nasi Putih
Beras
100
200
2
-
-
Gadon Daging
Daging Giling
61
61
1
-
-
Pepes Oncom
Oncom
30
30
1
-
-
Sayur Labu Siam
Labu Siam
100
100
1
-
-
Buah
Pisang
200
200
1


 

3.6  Kandungan Gizi

Dari perencanaan menu yang dibuat, jumlah bahan makanan yang yang digunakan pada saat praktikum tidak sesuai dengan perencanaan. Nilai evaluasi kandungan gizi terdapat pada Tabel 5.
Tabel 5. Kandungan Gizi (DKBM)
Waktu Makan
Kerangka Menu
Menu
Bahan
SP
g
E
P
L
KH
Makan Pagi 20%=454 Kal
Tabel 5. (Lanjutan)
 

M.Pokok
Bubur Nasi
Beras
1 ¼
63
219
5
-
50
Lauk Hewani
Semur Bola-bola Daging
Daging Sapi
1
35
75
7
5
-
Gula
½
5
25
-
-
6
Sayuran
Kari Buncis dan Wortel
Buncis
½
500
13
0,5
-
2,5
Wortel
½
500
13
0,5
-
2,5
Susu
¼
5
19
1,8
-
2,5
JUMLAH
455
14,8
5
63,5
Selingan
10%=227 Kal
Snack Manis
Bubur Sumsum
Tep Beras
½
35
88
2
-
20
Gula
½
5
25
-
-
6
Susu Skim
½
10
38
3,5
-
5
Minuman
Teh Manis
Gula
½
5
25
-
-
6
JUMLAH
225
5,5
-
37
Makan Siang
30%=681 Kal
M.Pokok
Nasi Putih
Beras
1 ½
75
263
6
-
60
Lauk Hewani
Gadon Daging
Daging Giling
1 ½  
53
113
10,5
7,5
-
Lauk Nabati
Pepes Oncom
Oncom
¾
30
56
3,8
2,3
5,3
Sayuran
Sayur Labu Siam
Labu Siam
1
100
25
1
-
5
Buah
Pisang
Pisang
1 1/2
75
75
-
-
18
JUMLAH
690
21,3
9,8
88,3
Selingan
10%=227 Kal
Snack Manis
Bubur Sumsum
Tep Beras
½
35
88
2
-
20
Gula
½
5
25
-
-
6
Susu Skim
½
10
38
3,5
-
5
Minuman
Teh Manis
Gula
½
5
25
-
-
6
JUMLAH
225
5,5
-
37
Makan Malam
30%=681 Kal
M.Pokok
Nasi Putih
Beras
1 ½
75
263
6
-
60
Lauk Hewani
Gadon Daging
Daging Giling
1 ½  
53
113
10,5
7,5
-
Lauk Nabati
Pepes Oncom
Oncom
¾
30
56
3,8
2,3
5,3
Sayuran
Sayur Labu
Tabel 5. (Lanjutan)
 
Siam
Labu Siam
1
100
25
1
-
5
Buah
Pisang
Pisang
1 1/2
75
75
-
-
18
JUMLAH
690
21,3
9,8
88,3
TOTAL
2320
68,4
24,6
404,1
Dari tabel kandungan gizi diatas dapat diketahui bahwa pada makan pagi terdapat 445 Kalori, 14,8 gram protein, 5 gram lemak, dan 63,5 gram karbohidrat. Pada selingan pagi dan selingan sore dapat ketahui bahwa terdapat 225 Kalori, 5,5 gram protein, - gram lemak, dan 37 gram karbohidrat. Pada makan siang dan makan malam terdapat 690 Kalori, 21,3 gram protein, 9,8 gram lemak, dan 88,3 gram karbohidrat. Total jumlah energi 2320 Kal, protein 68,4 gram, lemak 24,6 gram, dan karbohidrat 404.,1 gram.

3.6  Evaluasi Menu

Evaluasi menu satu hari dapat dilihat pada Tabel. 6 berikut ini:
Tabel 6. Hasil Evaluasi
Waktu makan
Hidangan
Hasil yang diharapkan
Hasil yang diperoleh
Rasa
Warna
Tekstur
Aroma
Rasa
Warna
Tekstur
Aroma
Makan Pagi
Bubur Nasi
Gurih
Putih
Lunak
Harum
Gurih
Putih
Lunak
Harum
Semur Bola-bola Daging
Gurih
Coklat
Lunak
Harum
Gurih
Coklat
Lunak
Harum
Kari Buncis dan Wortel
Gurih
Hijau
Lunak
Harum
Gurih
Hijau
Lunak
Harum
Selingan
Bubur Sumsum
Gurih
Putih
Lunak
Harum
Gurih
Putih
Lunak
Harum
Makan Siang
Nasi Putih
Gurih
Putih
Padat
Harum
Gurih
Putih
Padat
Harum
Gadon Daging
Gurih
Coklat
Lunak
Harum
Gurih
Coklat
Lunak
Harum
Pepes Oncom
Gurih
Putih
Lunak
Harum
Gurih
Putih
Lunak
Harum
Sayur Labu Siam
Gurih
Hijau
Lunak
Harum
Gurih
Hijau
Lunak
Harum
Pisang
Manis
Kuning
Padat
Harum
Manis
Kuning
Padat
Harum
Selingan
Bubur Sumsum
Gurih
Putih
Lunak
Harum
Gurih
Putih
Lunak
Harum
Makan Siang
Nasi Putih
Gurih
Putih
Padat
Harum
Gurih
Putih
Padat
Harum
Gadon Daging
Gurih
Coklat
Lunak
Harum
Gurih
Coklat
Lunak
Harum
Pepes Oncom
Gurih
Putih
Lunak
Harum
Gurih
Putih
Lunak
Harum
Sayur Labu Siam
Gurih
Hijau
Lunak
Harum
Gurih
Hijau
Lunak
Harum
Pisang
Manis
Kuning
Padat
Harum
Manis
Kuning
Padat
Harum

Setelah melihat tabel evaluasi diatas maka, pada makan siang nasi putih yang diolah telah menghasilkan hasil yang optimal karena tekstur dan warna sudah bagus dan  untuk gadon daging dan pepes oncom warna yang dihasilkan dan rasanya juga sudah sesuai, namun keseimbangan warna tidak sesuai.



























IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Istilah Sirosis hati diberikan oleh Laence tahun 1819, yang berasal dari kata Khirros yang berarti kuning orange (orange yellow), karena perubahan warna pada nodulnodul yang terbentuk. Pengertian sirosis hati dapat dikatakan sebagai berikut yaitu suatu keadaan disorganisassi yang difuse dari struktur hati yang normal akibat nodul regeneratif yang dikelilingi jaringan mengalami fibrosis.
Menurut kasus yang didapat yaitu seorang pria berumur 65 tahun dengan berat badan 42 kg dan tinggi badan 160 cm yang menderita dekompensasi kordis memiliki faktor aktivitas sebesar 1,3 dengan IF 1,5. Penderita yang memiliki status gizi berdasarkan IMT dan BBR underweight, menghasilkan kebutuhan energi dalam satu hari sebesar 2270 Kalori yang dihitung dengan menggunakan berat badan ideal atau BBI karena akan memperbaiki status gizinya karena penderita ini mempunyai edema.
Perencanaan menu yang telah dibuat menunjukan energi yang didapat dari hasil perhitungan berdasarkan DBMP yaitu sebesar 1768 Kalori. Perencanaan menu yang dibuat dengan menggunakan DBMP II sebenarnya mendekati akurat namun, semestinya perencanaan menu menghitungnya menggunakan DKBM. Adapun menu yang telah dibuat lalu dihitung dengan menggunakan DKBM mengghasilkan energi 2270 Kalori, protein 67,5 gram, lemak 50,4 gram, karbohidrat 404,1 gram. Faktor mentah masak, penyerapan minyak, dan kandungan gizi dapat dilihat pada tabel yang telah dicantumkan. Hidangan dari menu yang didapat secara keseluruhan sudah sesuai dengan yang diharapkan baik dalam segi porsi, rasa juga tekstur.

4.2 Saran
Perhitungan kebutuhan energi untuk penderita sirosis hati sebaiknya menggunakan BBI (berat badan ideal) Dalam pemberian makanan untuk penderita sirosis hati sebaiknya tidak memberikan makanan yang pengolahannya menggunakan minyak, menggunakan produk makanan olahan, dapat menggunakan garam, selain itu kandungan gizi yang terkandung pada bahan makanan juga penting diperhatikan, karena dengan kandungan gizi yang baik pada bahan makanan, maka hidangan yang akan didapat juga akan baik untuk dikonsumsi dengan syarat bahan makanan yang digunakan bukan bahan makanan yang tidak dianjurkan. Sangat dianjurkan untuk memberikan makanan yang tidak memiliki kadar lemak jenuh. Sangat dianjurkan juga tidak perlu menggunakan gula. Kalau ada bahan makanan yang menggunakan gula dalam pengolahan, dapat digantikan dengan pemanis buatan ataupun susu skim. Hal ini dianjurkan agar menghindari bahan makanan yang tidak dianjurkan.






















DAFTAR PUSTAKA
Aji, Budiawan. 2009. Mengenal Jenis-jenis Diet. www.soit.com
Bondan, D. 2009. Penyakit Hati. www.airlangga.com
Darmawan, Aning. 2009. Diet Sirosis Hati dan Tips Diet Sirosis Hati.  www.nugrahaaning.id, e:contact
Prawira, Septiawan . 2009. Petunjuk Diet Sehat. www.plizic.com
Sabana, Setiawan. 2009. Penyakit dan Diet. www.stisi.ac.id, e:contact @stisi.ac.id
Sarjadi. 1999 , Patologi Umum dan Sistemik, Edisi 2, EGC, Jakarta.
Weiner, Mark. 2009. The Good Health. www.nurtitionfood.id, e:line @nutritionfood.ac.id

























LAMPIRAN
Lampiran 1. Resep-resep standar
NASI PUTIH
Hasil 1 Porsi
No
Bahan
Ukuran
Persiapan
Cara Membuat
1
2
Beras
Air
100 g
150 CC
Cuci
·   Cuci bersih beras lalu masukkan ke dalam wajan.
·   Aroni hingga air menyusut lalu kukus hingga matang.
·   Angkat dan sisihkan.


GADON DAGING
Hasil 1 Porsi
No
Bahan
Ukuran
Persiapan
Cara Membuat
1
2
3


Daging Giling
Bawang Merah
Bawang Putih


61 g
1 sng
1 sng


Cuci bersih
·   Haluskan bawang merah dan bawang putih.
·   Campurkan dengan daging giling.
·   Letakkan dalam daun pisang.
·   Kukus hingga matang.
·   Sajikan


PEPES ONCOM
                                                                                                            Hasil 1 porsi
No
Bahan
Ukuran
Persiapan
Cara Membuat
1
2
3


Oncom
Bawang Merah
Bawang Putih

30 g
1 sng
1 sng



·   Haluskan bawang putih dan bawang merah hingga hancur.
·   Hancurkan juga oncom bersama bumbu tadi.
·   Bungkus dengan daun pisang yang telah dilayukan.
·   Kukus hingga matang.


SAYUR LABU SIAM
Hasil 1 Porsi
No
Bahan
Ukuran
Persiapan
Cara Membuat
1
2

Labu Siam
Air Asam Jawa
100 g
Sckp


Dikupas

·   Potong labu siam bentu dadu Masak dan tambahkan air asam secukupnya.
·   Sajikan.


Lampiran 2. Foto-foto Hidangan
 


                                   




Gambar 1. Makan pagi

 






                                             Gambar 2. Selingan Pagi
 






           Gambar 3. Makan Siang
 






         Gambar 4. Selingan Sore
 








        Gambar 5. Makan Malam

Lampiran 3. Variasi Menu

Waktu
Menu 1
Menu 2
Menu 3
Makan pagi
Nasi tim
Nasi Tim
Nasi tim
Semur bola-bola daging
Sup Ayam
Semur Poached egg
Sup Labu siam
Sup Buncis
Sup kacang panjang dan tahu
Selingan pagi
Bubur kacang hijau
Bubur kacang merah
Puding kacang merah
Makan siang
Pure Kentang
Nasi
Bubur
Gadon Daging
Opor Poached Egg
Semur Bola-bola daging
Sup Bayam dan Wortel
Pecel Kangkung
Consomme Julianne
Melon
Salad Pepaya
Salad nenas with yoghurt
Selingan sore
Pure Ubi
Pure singkong
Perkedel tahu
Makan malam
Nasi
Nasi Tim
Pure kentang
Braised tuna
Opor Bola-bola daging
Semur Poached egg
Stew Bean
Stew carrot
Sup wortel dan buncis